Tuesday, December 22, 2009

Sajak- Hidup bersama Angin

Sajak- Hidup bersama Angin

Kasut ku telah ikat ketat,
namun masih cukup ruang bagi ia lalu di celah-celahannya.
rambutku terhurai sepah dipermainkan oleh serangannya,
peluhku ditemaninya,
tenang bagaikan dibelai oleh tangan yang halus,
bibirku terkunci seribu kata.
dipermain juga pipiku olehnya dengan penuh riang,
aku meluangkan saat-saat ini dengan senyuman kecil di bibir,
bajuku terapung bersamanya,
tidak lupa juga dia terhadap skafku,
tidak terlayan dia dengan dunia lain,
bagaikan sedang menari di udara bersamanya.

Aku tidak menghiraukan yang lain,
tidak ingin mengaku kalah terhadap anggapan di luar sana,
aku tidak berilmu terhadap pemakaian,
tetapi berilmu dengan keberanian,
pemakaianku yang aneh membawa perwatakan yang bodoh terhadapku,
peduli apa aku!
Sambil aku berjalan, bersungut tentang gelakan dunia lain,
sambil aku mengingati skrip yang kebiasaannya diluahkan pada
dunia filem, drama, majalah,
kecantikan asli adalah senjata seseorang wanita,
kecerdikan dan kelicikan adalah senjata seseorang pejuang.
Ironinya mereka juga yang akan menghancurkan tangan manusia,
menghancurkan dunia bumi.

Sibuk aku mengumpul kesimpulan kehancuran hidup,
dia datang menemaniku,
menemani keberanianku,
kini,
sempat dia melegakan hatiku yang keras ini,
dan meneruskan perjalanannya bersamaku.
dia yang kusebutkan dari awal itu adalah,
wahai sang angin.
Pemikiranku yang pesimis ini
telah semakin lenyap terhadap dunia lain,
aku tidak seharusnya berterusan sebegitu,
sebaliknya menerima keadaan sedia kala.
Persoalannya mampukah aku berterus tanpa mu menemaniku?
mampukah aku berdiri?
mampukah aku berjuang untuk hidup?
mampukah aku hidup untuk mengubah segala-galanya?

No comments:

Post a Comment